PRIA PELOSOK JANTUNG
Helina Sitorus
Aku mabuk,
Bukan di bibir cawan anggur,
Itu sesal yang menyangkut di kerongkongan
Di sudut pelosok jantung
Kutemukan kekasih kehausan di mata air
Air matanya adalah kerak sisa musim kemarau
Aku mabuk,
Bukan di bibir cawan anggur
Selain matanya, tidak ada bening tempat berkaca
Kekasihku yang jauh di pelosok jantung
....
Aku teringat pada jamuan tengah malammu
Ketika kapuk baru saja berbunga, dan larut pecah,
setelah kau tuangkan mabuk yang kureguk
Kau pinta aku memetik dan memungutnya sebagai tanda
Malam akan selalu beranak pinak
Ketika pagi lahir dari rahim subuh
Aku sadar,
Di beranda rumah ada tangga yang harus kuturuni
Meninggalkan pelosok jantung,
Mata air dan air mata musim kemarau
Di matamu yang bening, telah kutitipkan debit-debit cinta
Tinggal kau timba saja jika kemarau tiba.
Bukit tinggi, 8 April 2021
Komentar
Posting Komentar